Searching...

Senin, 23 Maret 2009

Metode Belajar - Mengajar Efektif dan Terintegrasi


Metode Belajar - Mengajar Efektif dan Terintegrasi




Salah satu permasalahan kontemporer dari dunia pendidikan saat ini adalah tidak efektifnya metode belajar-mengajar. Sehingga titik temu yang dihasilkan dari keinginan dan kemampuan guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar tidak optimal. Kadang guru lebih nyaman dengan metode pemberian tugas, tapi siswanya justru lebih bisa menangkap jika ada penjelasan dari guru. Inilah PR kita bersama: mempertemukan keduanya di titik optimal.

Kunci utama dari permasalahan ini adalah tertutup atau tersumbatnya keran demokrasi dan komunikasi. Sehingga kedua belah pihak tidak bisa saling memberi masukan. Untuk itu, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membuka keran itu. Buatlah siswa menjadi lebih mudah menyampaikan aspirasinya. Hilangkanlah gengsi feodalisme yang kuno itu. Bukankah pendidikan ini sebenarnya untuk mereka?

Setelah berbagai masukan telah ada di tangan segera seleksi. Mana yang sekiranya benar-benar dibutuhkan siswa secara umum. Apakah pembelajaran yang berbasis IT? Apakah pembelajaran yang lebih fokus pada diskusi? Atau yang lain. Tapi ingat, hal ini juga harus disesuaikan dengan kemampuan guru sebagai salah satu stakeholder di sekolah.

Selain efektif, metode tersebut juga harus terintegrasi. Mengapa? Karena dari kasus yang saya alami, ada beberapa guru yang punya metode belajar-mengajar yang efektif dan disukai siswa tapi guru yang lain tidak. Untuk itulah, kepala sekolah beserta jajaran staffnya harus menstadardisasikan dan mengintegrasikan metode tersebut. Agar diharapkan, semua guru dapat mempraktekkannya. Meski pemerintah telah menggariskan sebuah kurikulum yang cukup baik (KTSP), setiap sekolah juga harus mengejawantahkannya ke dalam program aksi dan metode-metode praktis. Karena itulah sebenarnya masalahnya, ide konseptual yang telah digariskan pemerintah sulit berjalan baik karena sekolah tidak mengejawantahkannya ke dalam hal-hal yang sifatnya lebih praktis.

Sebagai siswa, saya punya beberapa saran khususnya untuk para guru yang saya cintai demi metode belajar-mengajar efektif yang sama-sama kita cita-citakan ini, antara lain:

1. Mengganti sifat galak dan tertutup dengan sifat akrab dan terbuka (tapi tetap tegas untuk masalah prinsip)
2. Selalu update tentang perkembangan zaman dan menceritakannya dalam setiap pembelajaran
3. Menjadikan setiap pelajaran ‘practicable’ dengan cara menguhubungkannya dengan kehidupan sehari-hari dan isu-isu aktual
4. Menyelipkan pembelajaran etika dan moral sebagai langkah penyeimbangan kecerdasan siswa
5. Membuat siswa kagum dengan ‘ciri khas’ guru sehingga pentransferan ilmu menjadi lebih mudah
6. Berusaha untuk mengenali setiap siswa sebagai langkah perubahan ‘image’ menjadi lebih akrab dan terbuka
7. Pacu terus mereka untuk aktif bertanya
8. Hindari memberikan tugas yang sekedar menyalin dari buku cetak
9. Sering-seringlah meminta feedback dari siswa tentang metode mengajar yang mereka inginkan

Semoga, saran-saran saya di atas bisa bermanfaat. Demi kebaikan kita semua: Masyarakat Indonesia. Karena pendidikanlah yang akan menjadi pondasi kokoh dari kemajuan bangsa ini. Oleh karena itu, menghasilkan pelajar yang bermutu adalah tugas kita bersama.

Minggu, 22 Maret 2009

Metode Belajar Untuk Balita


Metode Belajar Untuk Balita



Metode belajar untuk anak balita sangat penting diperhatikan oleh orang tua. Mengingat hari ini adalah Hari Anak Nasional maka saya sedikit ingin berbagi mengenai metode ini karena anak merupakan penerus masa depan bangsa. Seperti yang sudah saya bahas pada posting terdahulu mengenai pre school, pertumbuhan otak anak mengalami masa emas pada usia 0-5 tahun. Di masa inilah anak-anak mulai diperkenalkan dengan belajar. Pada pengenalan belajar ini orang tua sangat berperan penting sehingga belajar dapat menjadi lebih optimal dan mengurangi kesalahan yang terjadi karena kekurang pahaman orang tua dapat menghambat keterampilan anak-anak dalam belajar.

Belajar untuk anak usia balita adalah memperkenalkan bagaimana cara mereka untuk belajar bukan hanya pembelajaran apa yang mereka dapat. Ada beberapa metode pembelajaran yang sebaiknya diperhatikan oleh orang tua, yaitu:
1. Orang tua dapat memperkenalkan anak-anaknya untuk memulai pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tentunya bukan pekerjaan seperti orang dewasa, biarkan anak-anak untuk bermain sesuai dengan yang mereka inginkan dan biarkan mereka melakukannya hingga selesai. Usahakan agar orang tua jangan menghentikan permainan mereka sebelum anak-anak menyelesaikannya.
2. Metode belajar yang kedua adalah melatih anak untuk mengerjakan tugasnya sendiri. Biarkan anak Anda dengan bebas memilih mainan apa yang mereka inginkan dan biarkanlah mereka bermain sendiri dan berkreatifitas dengan mainan tersebut tanpa Anda damping, Anda hanya perlu mengawasinya. Metode belajar ini akan sangat berpengaruh pada kehidupannya karena dengan mengerjakan tugasnya sendiri mereka akan menjadi seseorang tang tidak mudah bergantung pada orang lain.
3. Metode belajar yang ketiga adalah melatih anak untuk menyukai membaca dan menulis. Berilah anak Anda sarana untuk menulis atau menggambar dan bebaskanlah anak-anak untuk mencorat-coret sesuai keinginan mereka. Lalu Anda mulai bisa mengarahkan anak Anda untuk mencontoh tulisan yang ada pada buku yang mereka sukai. Mengenai menumbuhkan minat baca anak-anak saya sudah membahasnya pada cara menumbuhkan minat baca. Semoga posting ini bias bermanfaat untuk Anda.







kunjungi website saya di: http://www.suparlan.com

Minggu, 01 Maret 2009

Gangguan Belajar


Gangguan Belajar

Gangguan belajar adalah defisiensi pada kemampuan belajar sepesifik dalam konteks

Tipe-tipe Gangguan Belajar
- Gangguan Matematika
Gangguan Metematika menggambarkan anak-anak dengan kekurangan kemampuan aritmatika.
- Gangguan Menulis
Gangguan Menulis mengacu pada anak-anak dengan keterbatasan kemampaun menulis
- Gangguan Membaca ( disleksia )
Gangguan Membaca –disleksia- mengacu pada anak-anak yang memiliki perkembangan ketrampilan yang buruk dalam mengenali kata-kata dan memahami bacaan.
Perspektif Teoritis

Penyebab gangguan belajar cenderung terfokus pada masalah-masalah kognitif-perseptual dan kemungkinan faktor-faktor neorologis yang mendasarinya. Banyak anak dengan gangguan belajar memiliki masalah dengan persepsi visual dan auditori.

Intervensi gangguan belajar
Intervensi-intervensi untuk gangguan belajar umumnya menggunakan perspektif berikut (Lyon & Moats,1988)
1. Model Psikoedukasi
Menekankan pada kekuatan-kekuatan dan preferensi-preferensi anak daripada usaha untuk mengoreksi definisi yuang diduga mendasarinya.

2. Model Behavioral

Mengasumsikan bahwa belajar akademik dibangun diatas hierarki ketrampilan-ketrampilan dasar, atau “perilaku yang memampukan (enabling behaviours).”

3. Model Medis

Mengasumsikan bahwa gangguan belajar merupakan simtom-simtom dari defisiensi dalam pengolahan kognitif yang memiliki dasar biologis.

4. Model neuropsikologi

Berasal dari model psikoedukasi dan medis, diasumsikan bahwa gangguan belajar merefleksikan deficit dalam pengolahan informasi yang memiliki dasar biologis (model medis).

5. Model lingguistik

Berfokus pada defisiensi dasar dalam bahasa anak, seperti kegagalan untuk mengenali bagaimana suara-suara dan kata-kata saling dikaitkan untuk menciptakan arti, yang akan menimbulkan masalah dalam membaca, mengeja, dan menemukan kata-kata untuk mengekspresikan diri mereka.

6. Model kognitif

Berfokus pada bagaimana anak-anak mengatur pemikiran-pemikiran mereka ketika mereka balajar materi-materi akademik.







kunjungi website saya di: http://www.suparlan.com