Searching...

Rabu, 03 September 2008

Aktivitas Belajar

Aktivitas Belajar


Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.


“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”(Sardiman, 2001:93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.



Proses aktivitas belajar harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani dan rohani sehingga akselerasi perubahan perilaku dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Aktifitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut:

  1. Peserta didik memiliki kesadaran untuk belajar sebagai wujud adanya motifasi internal untuk belajar sejati.
  2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan kepribadian yang integral.
  3. Peserta didik belajar menurut minat dan kemampuannya.
  4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang dem okratis, dikalangan peserta didik.
  5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuhkembamngkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.
  6. Menumbuh kembangkan sikap koopertif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya.


Dierich dalam Hamalik (1982: 195-206) menyatakan, aktivitas belajar dibagi kedalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut:

  1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, mengamati media, mengamati demonstrasi, mengamati pemeran, mengamati orang lain lagi bekerja, mengamati penjelasan, memperhatikan suatu kegiatan, dan lain-lain.
  2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan pendapat, menanggapai pembicaraan, mengemukakan suatu fakta atau prinsif, menghubungkan suatu kejadian, memberikan saran, berwawancara, diskusi, inerupsi, dan lain-lain.
  3. Kegiatan-kegiatan mendengaerkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan penjelasan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan pendapat, dan lain-lain.
  4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, menulis catatan, mengerjakan tes, mengisi angket, merangkum, menulis sinopsis, dan lain-lain.
  5. kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, m embuat chart, membuat diagram, membuat peta, membuat pola, dan lain-lain.
  6. Kegiatan-kegitan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat yang digunakan, membuat model, melaksanakan pameran, melaksanakan praktik, menyelenggarakan permainan, menari, berkebun, dan lain-lain.
  7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu, merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa factor-faktor, membuat keputusan, melihat hubungan hubungan, dan lain-lain.
  8. Kegiatan kegiatan emosional, yaitu minat, berani, membedakan, tenang, dan lain-lain.


“Kegiatan belajar / aktivitas belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, pesrta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik ”(Sudjana,2005:105)


Banyak macam- macam kegiatan (aktivitas belajar) yang dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak hanya mendengarkan atau mencatat. Paul B. Diedrich (dalam Nasution,2004:9), Membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan (aktifitas siswa), antara lain:

Visual activities, seperti membaca, memperhatikan:gambar, demonstrasi, percobaab, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi dan sebagainya.

Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, music, pidato dan sebagainya.

Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya.

Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta diagram, pola, dan sebagainya.

Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

Mental activities, seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

“Tentu saja kegiatan itu tidak terpisah satu sama lain. Dalam suatu kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam tiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam kegiatan” (Nasution, 1982:94-95).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar